Djenews.co – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan bahwa meski nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan, situasi ini masih dalam kategori yang baik jika dibandingkan dengan pelemahan mata uang sejumlah negara lainnya di dunia.
Perry menjelaskan bahwa mata uang beberapa negara lain mengalami pelemahan yang lebih tajam dibandingkan rupiah. Ia mencontohkan Korea Selatan, Thailand, Filipina, Brasil, dan Jepang sebagai negara-negara yang mata uangnya mengalami depresiasi lebih signifikan.
“Kalau kita bandingkan berapa pelemahan rupiah dibandingkan negara lain, dari akhir tahun rupiah melemah 5,92 persen dari Desember sampai kemarin. Won Korea 6,78 persen, baht Thailand 6,92 persen, peso 7,89 persen, real Brasil 10,63 persen, yen Jepang 10,78 persen,” ujar Perry saat memberikan keterangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut Perry, pelemahan rupiah ini masih dalam batas yang wajar dan ia optimis bahwa nilai tukar rupiah akan kembali menguat di masa mendatang. Perry menyatakan, “Jadi, pelemahan rupiah itu memang relatif masih baik dan ke depan akan menguat. Fundamentalnya ke arah sana.”
Perry menekankan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh berbagai sentimen domestik dan kondisi internasional. Ia juga menambahkan bahwa penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia sejak Desember 2023 menjadi salah satu faktor utama pelemahan rupiah.
“Kecuali beberapa negara seperti Rusia dan lain-lain, hampir semua mata uang dunia melemah,” ungkap Perry.
Bank Indonesia telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk menstabilkan dan menguatkan nilai tukar rupiah. Perry mengungkapkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan adalah menstabilkan nilai tukar rupiah di pasar dengan menggunakan cadangan devisa yang sudah terkumpul.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan pembelian surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder sebagai langkah tambahan untuk menstabilkan rupiah. “Kami juga akan koordinasikan juga dengan Kementerian Keuangan sekuritas kami rupiah untuk jangka pendek untuk menarik inflow. Supaya outflow tak terus-terusan dan perkuat stabilitas rupiah,” tambah Perry.
Pada perdagangan di pasar spot hari Kamis, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah di atas level 16.400. Data dari Bloomberg pada pukul 10.50 WIB menunjukkan rupiah berada pada level Rp 16.420 per dolar AS, melemah 0,34 persen dibanding penutupan sebelumnya yang berada pada level Rp 16.364 per dolar AS.
Perry Warjiyo berkeyakinan bahwa langkah-langkah yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia akan mampu mengembalikan kepercayaan pasar dan menguatkan nilai tukar rupiah dalam jangka panjang. Dengan upaya koordinasi yang baik antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, diharapkan stabilitas nilai tukar rupiah dapat terjaga dan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Perry juga menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis. Menurutnya, stabilitas nilai tukar rupiah merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional di tengah gejolak global.
Ia menambahkan bahwa selain langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan, BI juga terus memantau perkembangan ekonomi dunia dan melakukan penyesuaian kebijakan sesuai dengan kondisi yang ada. “Kita harus tetap waspada dan responsif terhadap perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah,” tegas Perry. (*)